Blog
Black Box, Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?
- November 2, 2018
- Posted by: admin
- Category: Information
Sekolah Pilot Indonesia. Black Box dari Pesawat Lion Air JT 610 telah ditemukan oleh Tim SAR dan TNI. Meski sudah beberapa hari diketahui posisinya, namun baru pada Kamis 1 November 2018 Black Box bisa diangkat ke permukaan. Black box yang diangkat tidak utuh, bagian FDR saja yang ditemukan dan bagian CVR masih belum ditemukan karena terlalu banyak noise yang mengganggu sinyal pencarian di dalam air.
Lalu apa itu Black Box? Apa itu FDR dan CVR?
Kali ini Sekolah Pilot Indonesia akan membahas Black Box. Black box, salah satu benda penting yang paling dicari ketika terjadi kecelakaan penerbangan. Dalam penerbangan, black box merujuk pada Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat. Keduanya mengumpulkan dan menyimpan data dari berbagai sensor pesawat di unit memori yang dirancang untuk bertahan dari kerusakan. Catatan FDR memilih parameter penerbangan, baik wajib dan tidak wajib secara terus menerus selama 25 jam. CVR menangkap semua suara di kokpit seperti percakapan, kebisingan mesin, suara roda pendaratan, bunyi peringatan dan transmisi radio secara terus menerus selama 30 menit.
Baca Juga: Bagaimana Pilot Mempersiapkan Penerbangan?
Black Box mencatat 88 parameter wajib dalam 11 kelompok, umumnya berhubungan dengan:
- Time (GMT or Elapsed)
- Altitude
- Airspeed
- Vertical Acceleration
- Magnetic Heading
- Pitch Attitude
- Roll Attitude
- Flap Position
- Power of each Engine
- Time of each radio transmission
- Control column position or control surface position
Meski dinamai black box, warna dari black box sebenarnya adalah oranye. Black box dibuat untuk tahan terhadap kerusakan air maupun api. Walaupun covernya telah mengalami kerusakan yang cukup parah, data dalam black box akan tetap utuh karena data disimpan di Crash Survivable Memory Unit (CSMU). CSMU memiliki perlindungan terhadap kegagalan daya, penggantian baterai di bawah air, dan juga tahan terhadap air maupun api.
Semua FDR dan CVR dilengkapi dengan suar pencari bawah air. Suar ini adalah kasus silinder yang dirancang untuk menahan guncangan dengan dampak yang tinggi dan perendaman air dalam hingga 20.000 kaki. Pada dasarnya suar terdiri dari baterai, modul elektronik, transduser dan saklar sensitif air yang berfungsi saat direndam dalam air. Suar memancarkan 37,5 kHz sinyal ultrasonik berbunyi sekali per detik terus menerus. Sinyal-sinyal ini dapat dilacak oleh kapal atau penyelam yang dilengkapi dengan penerima sinyal terarah. Sinyal akan terus berbunyi hingga 30 hari setelah terjadi kecelakaan.
Black box tidak bisa dibaca oleh semua orang. Hanya orang yang terlatih saja yang dapat membaca isi dari black box tersebut. CVR dan FDR adalah alat penting dalam investigasi kecelakaan pesawat udara karena informasi yang disimpan oleh mereka dapat digunakan untuk menghasilkan video animasi komputer, yang memungkinkan penyelidik untuk memvisualisasikan momen terakhir penerbangan sebelum kecelakaan.